Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini tidak sendirian, melainkan manusia hidup berdampingan baik sesama dengan manusia (Pawongan), manusia dengan alam (Palemahan), dan manusia dengan Tuhan (Parahyangan) dalam bentuk ciptaan atau manifestasi-nya yang tak kasat mata. Maka dari itu untuk menjaga keharmonisan diantara ketiga hal tersebut (manusia, alam, Tuhan), banyak tata dan cara yang digunakan sesuai dengan Tempat, waktu, dan tradisi dimana ajaran itu berkembang, dengan tujuan untuk menjaga keselarasan dan keharmonisan dalam menjalani kehidupan di dunia.
Akan
tetapi di jaman kaliyuga saat ini, yang dimana dikatakan bahwa Adharma
lebih banyak
dari Dharma, yakni; 75 % Adharma dan 25% dharma. Hal ini bisa kita lihat
dari banyaknya
umat hindu yang tidak paham akan ajaran agamanya sendiri. Contohnya
seperti minimnya
pengetahuan umat hindu tentang ajaran Tri hita karana. Dibawah ini akan
disampaikan pengertian lebih lanjut mengenai ajaran Tri Hita Karana.
1. PENGERTIAN TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana adalah konsep dasar dalam kehidupan masyarakat Bali yang mencakup tiga prinsip utama yang mengarah pada keharmonisan dan keseimbangan. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari dua kata, yaitu:
- Tri: Artinya tiga.
- Hita: Artinya yang baik atau sehat.
- Karana: Artinya penyebab atau alasan.
2. BAGIAN-BAGIAN TRI HITA KARANA
Dibawah ini akan sebutkan dan dijelaskan bagian-bagian dari Tri Hita Karana :
A. Hubungan dengan Tuhan (Parhyangan):
Melibatkan keterhubungan dan keseimbangan dengan kekuatan spiritual atau Tuhan. Ini mencakup upacara-upacara keagamaan, pemujaan, dan penghormatan terhadap kekuatan yang lebih tinggi).
![]() |
(Bersembahyang) |
Melibatkan hubungan dan keseimbangan antara sesama manusia. Ini mencakup etika, moralitas, dan tanggung jawab sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.
(Toleransi Antar Agama)
C. Hubungan dengan Alam (Palemahan):
Melibatkan keterhubungan dan keseimbangan dengan alam dan lingkungan sekitar. Ini menekankan pentingnya pelestarian alam, penggunaan sumber daya secara bijaksana, dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
(Mendaur Ulang Sampah)
Untuk penjelasan lebih jelas lagi mengenai pengertian dan bagian-bagian dari Tri Hita Karana, Bisa kamu klik link youtube dibawah ini :
- Mencapai Keseimbangan Individu:
- Melestarikan Alam dan Ekosistem:
- Membangun Hubungan Sosial yang Sehat:
Pelaksanaan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari mencakup berbagai aspek, termasuk hubungan dengan Tuhan, lingkungan, dan sesama manusia. Berikut adalah beberapa contoh pelaksanaan Tri Hita Karana:
A. Contoh Hubungan Harmonis dengan Tuhan :
- Ritual Keagamaan: Mengikuti ritual keagamaan secara teratur sebagai bentuk penghormatan dan koneksi dengan Tuhan. Dibawah ini link contoh videonya :
- Pelestarian Alam: Menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi sampah plastik, dan mendukung inisiatif pelestarian alam.
- Gotong Royong: Terlibat dalam kegiatan gotong royong untuk membantu tetangga atau masyarakat setempat
- Dampak Positif
Diterapkannya ajaran Tri Hita Karana dapat membawa berbagai dampak positif, baik bagi individu, masyarakat, maupun lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dapat timbul dari penerapan ajaran Tri Hita Karana:
Keseimbangan dan Harmoni:
- Individu: Menerapkan prinsip keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia membantu individu mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka.
- Masyarakat: Konsep harmoni dalam Tri Hita Karana dapat menciptakan masyarakat yang hidup dalam perdamaian dan saling mendukung.
Pelestarian Alam:
- Konservasi Sumber Daya: Dengan memahami dan menghormati hubungan dengan alam, masyarakat akan lebih cenderung untuk melibatkan diri dalam praktik pelestarian sumber daya alam, mengurangi polusi, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Kesejahteraan Bersama:
- Solidaritas Sosial: Penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana dapat memperkuat hubungan sosial dalam masyarakat, meningkatkan rasa solidaritas, dan mendorong kesejahteraan bersama.
Peningkatan Spiritualitas:
- Ketahanan Mental dan Emosional: Mempraktikkan hubungan yang baik dengan Tuhan dapat memberikan ketahanan mental dan emosional, membantu individu mengatasi tantangan kehidupan.
Pembentukan Karakter dan Etika:
- Pengembangan Karakter Positif: Penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana membantu membentuk karakter positif pada individu, seperti integritas, tanggung jawab, dan kasih sayang.
- Dampak Negatif Tidak Dilaksanakannya Ajaran Tri Hita Karana
- Ketidakseimbangan Lingkungan:
- Penggunaan sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan keberlanjutan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati.
- Tidak memperhatikan nilai-nilai keadilan dan saling menghormati dapat menyebabkan konflik antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
- Ketidakpedulian terhadap dimensi spiritual dan kesejahteraan mental dapat menyebabkan krisis nilai dan ketidakpuasan hidup pada tingkat individu.
4. Krisis Moral dan Etika:
- Ketidakpatuhan terhadap nilai-nilai etika dapat menyebabkan krisis moral dalam masyarakat, mengarah pada perilaku yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab.
- Tidak menerapkan nilai-nilai budaya lokal dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya dan tradisi yang memiliki nilai penting dalam memelihara keseimbangan masyarakat.
6. KESIMPULAN
Tri Hita Karana merupakan pandangan hidup yang mencakup tiga dimensi penting: hubungan dengan Tuhan (parahyangan), hubungan dengan alam (palemahan), dan hubungan dengan sesama manusia (pawongan). Konsep ini mengajarkan bahwa keseimbangan dan harmoni dalam ketiga dimensi ini akan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dimensi parahyangan Tri Hita Karana mengajarkan pentingnya menjaga koneksi spiritual dengan Tuhan melalui ritual keagamaan dan praktik meditasi. Dimensi palemahan menekankan perlunya merawat dan menghormati alam, serta menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana. Sementara itu, dimensi pawongan menuntut adanya hubungan sosial yang sehat dan adil antarmanusia.
Kesimpulan dari Tri Hita Karana mencerminkan aspirasi untuk mencapai keseimbangan holistik dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup keseimbangan spiritual, keseimbangan dengan alam, dan keseimbangan dalam hubungan sosial. Melalui penerapan nilai-nilai ini, diharapkan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang harmonis, berkelanjutan, dan penuh dengan nilai-nilai budaya yang kaya. Tri Hita Karana bukan hanya suatu filosofi, tetapi juga suatu panduan praktis untuk mencapai kesejahteraan bersama dan kehidupan yang bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar