Modul
pembelajaran mengenai Tri Hita Karana ini dikemas secara utuh dalam
bentuk modul online. Dalam modul ini membahas tentang apa itu Tri Hita
Karana, bagian bagian Tri Hita Karana,
tujuan Tri Hita Karana, bagaimana pelaksanaannya, sampai dengan dampak
positif pelaksanaan Tri Hita Karana dan negatif tidak dilaksanakannya
Tri Hita Karana. Untuk setiap kegiatan belajar akan dimuat satu
kesatuan yang terdiri dari Tujuan Pembelajaran, Uraian Materi, Latihan,
Rangkuman dan Tes Formatif untuk mengetahui tingkat penguasaan materi
dalam rangka pembentukan kompetensi yang diharapkan pada diri peserta
didik.
Lakukan
secara berurutan kegiatan yang diminta dalam modul mulai dari membaca
setiap uraian materi dalam kegiatan belajar tertentu, dilanjutkan dengan
mengerjakan latihan yang dipersyaratkan sesuai petunjuk pengerjaan
latihan, membaca rangkuman, menambah pengalaman dengan menonton tayangan
dengan materi yang relevan dengan memilih dan klik link-link video yang
telah tersedia atau yang dihimbau dalam uraian materi, serta
mengerjakan tes formatif. Di bawah ini juga digambarkan peta link yang
dapat dipilih, kemudian tombol back untuk kembali ke semula. Demikian
pedoman ini untuk memudahkan pengguna modul online ini, semoga
bermanfaat.
Jika ada kesulitan dalam mempelajari materi ini dapat menghubungi kami melalui gmail yang sudah tertera .
Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini tidak sendirian, melainkan manusia hidup
berdampingan baik sesama dengan manusia (Pawongan), manusia dengan alam (Palemahan),
dan manusia dengan Tuhan (Parahyangan) dalam bentuk ciptaan atau manifestasi-nya yang tak
kasat mata. Maka dari itu untuk menjaga keharmonisan diantara ketiga hal tersebut (manusia,
alam, Tuhan), banyak tata dan cara yang digunakan sesuai dengan Tempat, waktu, dan tradisi
dimana ajaran itu berkembang, dengan tujuan untuk menjaga keselarasan dan keharmonisan
dalam menjalani kehidupan di dunia.
Akan
tetapi di jaman kaliyuga saat ini, yang dimana dikatakan bahwa Adharma
lebih banyak
dari Dharma, yakni; 75 % Adharma dan 25% dharma. Hal ini bisa kita lihat
dari banyaknya
umat hindu yang tidak paham akan ajaran agamanya sendiri. Contohnya
seperti minimnya
pengetahuan umat hindu tentang ajaran Tri hita karana. Dibawah ini akan
disampaikan pengertian lebih lanjut mengenai ajaran Tri Hita Karana.
1. PENGERTIAN TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11
Nopember1966,pada waktu diselenggarakan
Konferensi Daerah I Badan Perjuangan Umat Hidu Bali bertempat di PerguruanDwijendra Denpasar. Konferensi tersebut
diadakan berlandaskan kesadaran umat hindu akan dharmanya untuk berperan serta
dalam pembangunan bangsa menuju masyarakat sejahtera,adil,dan makmur
berdasarkan Pancasila. Kemudian istilah Tri Hita Karana ini
berkembang,meluas,dan memasyarakat. Tri Hita Karana bersifat universal
merupakan landasan hidup menuju kebahagiaan lahir dan batin.
Tri
Hita Karana adalah konsep dasar dalam kehidupan masyarakat Bali yang
mencakup tiga prinsip utama yang mengarah pada keharmonisan dan
keseimbangan. Istilah ini berasal dari bahasa Sanskerta dan terdiri dari
dua kata, yaitu:
Tri: Artinya tiga.
Hita: Artinya yang baik atau sehat.
Karana: Artinya penyebab atau alasan.
Jadi,
secara harfiah, Tri Hita Karana dapat diartikan sebagai tiga penyebab
atau alasan yang baik atau sehat. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya
mencapai keseimbangan dan harmoni antara tiga aspek utama dalam
kehidupan.
2. BAGIAN-BAGIAN TRI HITA KARANA
Dibawah ini akan sebutkan dan dijelaskan bagian-bagian dari Tri Hita Karana :
A. Hubungan dengan Tuhan (Parhyangan):
Melibatkan
keterhubungan dan keseimbangan dengan kekuatan spiritual atau Tuhan.
Ini mencakup upacara-upacara keagamaan, pemujaan, dan penghormatan
terhadap kekuatan yang lebih tinggi).
(Bersembahyang)
B. Hubungan antar Manusia (Pawongan):
Melibatkan
hubungan dan keseimbangan antara sesama manusia. Ini mencakup etika,
moralitas, dan tanggung jawab sosial dalam berinteraksi dengan orang
lain.
(Toleransi Antar Agama)
C. Hubungan dengan Alam (Palemahan):
Melibatkan
keterhubungan dan keseimbangan dengan alam dan lingkungan sekitar. Ini
menekankan pentingnya pelestarian alam, penggunaan sumber daya secara
bijaksana, dan menjaga keberlanjutan ekosistem.
(Mendaur Ulang Sampah)
Untuk
penjelasan lebih jelas lagi mengenai pengertian dan bagian-bagian dari
Tri Hita Karana, Bisa kamu klik link youtube dibawah ini :
3. TUJUAN MEMPELAJARI TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana memiliki beberapa tujuan utama yang mencerminkan
filosofi kehidupan dan harmoni dalam tradisi Bali, Indonesia. Berikut
adalah beberapa tujuan dari konsep Tri Hita Karana:
Mencapai Keseimbangan Individu:
Tujuan
pertama dari penerapan Tri Hita Karana adalah untuk membantu individu
mencapai keseimbangan dalam kehidupannya. Dengan memahami dan
mengintegrasikan aspek-atsep atma (hubungan dengan Tuhan), bhuta
(hubungan dengan alam), dan manusa (hubungan dengan sesama manusia),
individu dapat mencapai harmoni spiritual, mental, dan fisik.
Melestarikan Alam dan Ekosistem:
Tri
Hita Karana mendorong tujuan untuk menjaga keseimbangan dengan alam.
Dengan menyadari ketergantungan hidup manusia pada alam, tujuannya
adalah untuk mengajarkan penggunaan sumber daya secara bijaksana,
menghormati keberagaman hayati, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Membangun Hubungan Sosial yang Sehat:
Penerapan
Tri Hita Karana bertujuan untuk mempromosikan hubungan sosial yang
sehat di antara individu dan masyarakat. Ini melibatkan pembangunan
solidaritas sosial, penghormatan terhadap perbedaan, dan menciptakan
lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan bersama.
4. CONTOH PELAKSANAAN AJARAN TRI HITA KARANA DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Pelaksanaan
ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari mencakup berbagai
aspek, termasuk hubungan dengan Tuhan, lingkungan, dan sesama manusia.
Berikut adalah beberapa contoh pelaksanaan Tri Hita Karana:
A. Contoh Hubungan Harmonis dengan Tuhan :
Ritual Keagamaan:
Mengikuti ritual keagamaan secara teratur sebagai bentuk penghormatan
dan koneksi dengan Tuhan. Dibawah ini link contoh videonya :
B. Contoh Hubungan Harmonis dengan Alam :
Pelestarian Alam: Menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi sampah plastik, dan mendukung inisiatif pelestarian alam.
C. Contoh Hubungan Harmonis dengan Sesama Manusia :
Gotong Royong: Terlibat dalam kegiatan gotong royong untuk membantu tetangga atau masyarakat setempat
5. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
Diterapkannya
ajaran Tri Hita Karana dapat membawa berbagai dampak
positif, baik bagi individu, masyarakat, maupun lingkungan. Begitupun
jika ajaran Tri Hita Karana tidak dilaksanakan dengan baik, pastinya
akan memberikan dampak negatif di dalam kehidupan. Berikut
adalah dampak positif beserta dampak negatif yang dapat timbul dari
penerapan dan tidak diterapkannya ajaran
Tri Hita Karana:
Dampak Positif
Diterapkannya
ajaran Tri Hita Karana dapat membawa berbagai dampak positif, baik bagi
individu, masyarakat, maupun lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak
positif yang dapat timbul dari penerapan ajaran Tri Hita Karana:
Keseimbangan dan Harmoni:
Individu:
Menerapkan prinsip keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan, alam, dan
sesama manusia membantu individu mencapai keseimbangan dalam kehidupan
mereka.
Masyarakat: Konsep harmoni dalam Tri Hita Karana dapat menciptakan masyarakat yang hidup dalam perdamaian dan saling mendukung.
Pelestarian Alam:
Konservasi Sumber Daya:
Dengan memahami dan menghormati hubungan dengan alam, masyarakat akan
lebih cenderung untuk melibatkan diri dalam praktik pelestarian sumber
daya alam, mengurangi polusi, dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Kesejahteraan Bersama:
Solidaritas Sosial:
Penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana dapat memperkuat hubungan sosial
dalam masyarakat, meningkatkan rasa solidaritas, dan mendorong
kesejahteraan bersama.
Peningkatan Spiritualitas:
Ketahanan Mental dan Emosional:
Mempraktikkan hubungan yang baik dengan Tuhan dapat memberikan
ketahanan mental dan emosional, membantu individu mengatasi tantangan
kehidupan.
Pembentukan Karakter dan Etika:
Pengembangan Karakter Positif:
Penerapan nilai-nilai Tri Hita Karana membantu membentuk karakter
positif pada individu, seperti integritas, tanggung jawab, dan kasih
sayang.
Dampak Negatif Tidak Dilaksanakannya Ajaran Tri Hita Karana
Tidak
menerapkan ajaran Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari dapat
memiliki dampak negatif yang melibatkan ketidakseimbangan dan
ketidakharmonisan dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah
beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi jika ajaran Tri Hita Karana
tidak diterapkan:
Ketidakseimbangan Lingkungan:
Penggunaan
sumber daya alam secara berlebihan tanpa memperhatikan keberlanjutan
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan hilangnya keanekaragaman
hayati.
2. Konflik Sosial:
Tidak
memperhatikan nilai-nilai keadilan dan saling menghormati dapat
menyebabkan konflik antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
3. Krisis Spiritual dan Kesejahteraan Mental:
Ketidakpedulian
terhadap dimensi spiritual dan kesejahteraan mental dapat menyebabkan
krisis nilai dan ketidakpuasan hidup pada tingkat individu.
4. Krisis Moral dan Etika:
Ketidakpatuhan
terhadap nilai-nilai etika dapat menyebabkan krisis moral dalam
masyarakat, mengarah pada perilaku yang tidak bermoral dan tidak
bertanggung jawab.
5. Kehilangan Nilai Budaya Lokal:
Tidak
menerapkan nilai-nilai budaya lokal dapat menyebabkan hilangnya
identitas budaya dan tradisi yang memiliki nilai penting dalam
memelihara keseimbangan masyarakat.
6. KESIMPULAN
Tri
Hita Karana adalah konsep filosofis dari Bali, Indonesia, yang mencakup
tiga prinsip utama untuk mencapai keharmonisan dan kesejahteraan.
Kesimpulan dari Tri Hita Karana dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tri
Hita Karana merupakan pandangan hidup yang mencakup tiga dimensi
penting: hubungan dengan Tuhan (parahyangan), hubungan dengan alam
(palemahan), dan hubungan dengan sesama manusia (pawongan). Konsep ini
mengajarkan bahwa keseimbangan dan harmoni dalam ketiga dimensi ini akan
membawa kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam
dimensi parahyangan Tri Hita Karana mengajarkan pentingnya menjaga
koneksi spiritual dengan Tuhan melalui ritual keagamaan dan praktik
meditasi. Dimensi palemahan menekankan perlunya merawat dan menghormati
alam, serta menggunakan sumber daya alam dengan bijaksana. Sementara
itu, dimensi pawongan menuntut adanya hubungan sosial yang sehat dan
adil antarmanusia.
Kesimpulan
dari Tri Hita Karana mencerminkan aspirasi untuk mencapai keseimbangan
holistik dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup keseimbangan
spiritual, keseimbangan dengan alam, dan keseimbangan dalam hubungan
sosial. Melalui penerapan nilai-nilai ini, diharapkan masyarakat dapat
menciptakan lingkungan yang harmonis, berkelanjutan, dan penuh dengan
nilai-nilai budaya yang kaya. Tri Hita Karana bukan hanya suatu
filosofi, tetapi juga suatu panduan praktis untuk mencapai kesejahteraan
bersama dan kehidupan yang bermakna.
SETELAH MEMBACA ARTIKEL DI ATAS, UNTUK MEMPERTAJAM ATAU MENGUATKAN KEMBALI INGATAN ANDA, COBALAH UNTUK MENGERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN CARA MENGKLIK LINK DIBAWAH INI